"Shofie.. cepetan udah di tungguin nih.." teriak juwita dari depan gerbang sekolah.
"aduuh.. sorry ya tadi gue di panggil sama Pak Derry" ujarku sambil sedikit terengah-engah.
"ngapain kamu di panggil Pak Derry?" tanya Kiki sambil mengerutkan dahinya.
"itu loh yank.. ulangan Biologi aku kena remed jadi aku di panggil deh" jawabku sambil memasukan buku pelajaran yang aku bawa ke dalam tas.
"tumben loe kena remed Fie? bukannya biasanya nilai loe bagus ya kalau pelajaran biologi." tanya Hendra.
"iya ga tau tuh.. mungkin gue kurang konsen kali ya ngerjainnya" jawabku.
tiba tiba mataku langsung tertuju pada seseorang. tingkahnya sangat aneh dan mencurigakan seperti sedang memata-matai sesuatu.
"eh liat deh.. tuh orang aneh bgt tingkahnya" ujarku setengah berbisik pada teman-temanku.
"mana?" tanya Hendra penasaran.
"itu loh orang yang ada di pohon seberang sekolah" ujarku sambil memberi isyarat lewat tatapan mata.
"iya ya aneh.." ujar Juwita.
orang misterius itu sepertinya sudah menyadari bahwa kita sudah mengetahui keberadaannya. orang itu langsung pergi namun Kiki tetap saja memperhatikan orang itu.
"orangnya udah pergi. udah yuk pulang" ujarku kepada teman-temanku.
"yaudah yuk" ujar Kiki sambil menaiki motornya.
***
"udah ketemu bukunya Nov?" tanya Nadya sambil bersusah payah membawa buku yang ada di tangannya.
"lom nih Nad, loe duluan aja entar gue nyusul" jawab Novi sambil memperhatikan rak demi rak.
"sini yank aku bantuin, biar aku aja yang bawa bukunya ke depan" ujar Bobby sambil mengambil tumpukan buku dari tangan Nadya.
Novi masih saja focus mencari buku yang tersusun rapi di dalam rak.
"udah Nad? Novi mana?" tanya lharaz sambil masuk ke dalam perpustakaan bersama Agoy dan kak Lee.
"udah, tuh si Novi masih di dalem nyari buku" jawab Nadya.
"Arrrgggghhhhh.....!!!!"
terdengar suara Novi berteriak dari dalam perpustakaan. kak Lee langsung berlari menghampiri Novi.
"kamu kenapa Nov?" tanya kak Lee sambil memeluk Novi.
"itu.. itu.." jawabnya gemetaran sambil menunjuk ke arah belakangnya.
"itu apa?" tanya kak Lee bingung.
"ada hantu.. aku takut" jawabnya sambil menangis.
"ada apaan sih?" tanya Agoy yang baru sampai di tempat Novi.
"loe gpp kan Nov?" tanya lharaz khawatir.
"udah udah.. kita keluar aja yuk. nanti kamu ngejelasinnya di luar aja" ujar Lee sambil menenangkan Novi.
***
"sumpah tadi aku ngeliat hantu" ujar Novi sambil memandangi teman temannya.
"loe yakin?" tanya Bobby.
"gue yakin Bob, tadi pas gue balik badan hantu itu ada di belakang gue sambil melototin gue" jawab Novi menceritakan kejadian yang baru dialaminya. "dan kalian tau hantu itu siapa?" sambungnya lagi sambil celingukan ke kanan dan ke kiri sambil gemetaran.
"siapa?" tanya Bobby, Agoy, Lharaz, Nadya dan Lee bersamaan.
"Di.. Dinda" ujarnya pelan.
"hah? loe yakin?" tanya Bobby.
"sumpah Bob yang gue liat itu emang bener-bener dia. kayanya dia dendam deh sama gue soalnya waktu itu gue pernah ngejailin dia" ujar Novi mulai meneteskan air matanya kembali.
Lee kembali memeluk Novi. "udah kamu tenang, disini kan ada aku" ujarnya sambil mengusap kepalanya.
"iihh.. gue takut." ujar Lharaz ketakutan.
"kamu jangan takut donk sayang kan ada aku yang jagain kamu" ujar Agoy.
saat mereka sudah mulai agak tenang. kembali terdengar suara yang membuat mereka merinding. suara teriakan seorang perempuan yang sangat miris. mereka semua langsung berlari keluar meninggalkan sekolah.
***
"ahh.. kenyang.." ujar Alwin.
"yaiyalah kenyang loe makannya kaya orang kesurupan gitu" gerutu Fero.
"gue sumpahin tuh perut langsung melilit" ujar Lee setengah kesal.
"eh yang lain pada kemana nih?" tanyaku yang baru menyadari bahwa teman-temanku yang lain tidak ada.
"iya ya.. mereka pada kemana?" tanya Fero sambil celingukan.
"lagi ke toilet palingan. kita tunggu di parkiran aja yuk" ajak kak Lee kepada kami sambil keluar restoran.
tak berapa lama Iras, Rahmadhani, Widie dan Budi menghampiri mereka di parkiran.
"sorry lama soalnya tadi di toilet antri" ujar Iras menghampiri teman-temannya.
"ngantri apa loe nyetor dulu di dalem?" tanya kak Lee Jahil.
yang lain hanya tertawa mendengar gurauan kak Lee.
dari arah berlawanan aku melihat kak Novi berjalan dengan sedikit terburu-buru aku pun langsung menghampirinya.
"eh kak Novi mau kemana kak kok buru buru bgt keliatannya?" tanyaku.
"eh Shofie.. iya nih kakak lagi buru buru soalnya kalo kemaleman suka ga ada taksi yang lewat" ujar kak Novi sambil tersenyum ke arah ku.
Aku langsung memanggil kak Lee dan menyuruhnya untuk mengantar kak Novi pulang. aku ingin mendekatkan mereka berdua lagi karna kak Lee dan kak Novi itu dulunya pacaran tapi karna ada suatu masalah mereka berdua jadi putus. padahal aku sangat setuju sekali dengan hubungan mereka dan aku sendiri tak tau sebab mereka putus itu karna apa.
"ehmm.. ga usah deh ngerepotin. kalian juga kan mau pulang" ujar kak Novi sungkan.
"ga kok, iya kan kak?" ujarku sambil bertanya ke kak Lee.
"iya gpp kok.. dari pada kamu kemaleman pulangnya. lagian rumah kita kan searah" ujar kak Lee membujuk kak Novi.
" yaudah deh" ucapnya singkat dengan malu malu.
"aku pulang sama Kiki aja ya kak. kakak anterin kak Novi aja" ujarku sambil menyenggol Kiki dengan siku ku.
"iya yuk kita pulang" ujar Kiki menarik tanganku.
Setelah mereka semua pulang aku dan Kiki langsung berjalan ke tempat Kiki memarkirkan Motornya. lagi lagi aku melihat orang yang mencurigakan itu sedang memandang ke arah kami tapi aku tak memberitahu Kiki karna aku takut nanti Kiki akan menghampiri orang misterius itu.
"ayo naik" ujar Kiki mengalihkan pandanganku.
"eh iya"
Aku langsung berjalan ke samping dan menaiki jok belakang motor Kiki. saat aku melihat ke arah orang misterius itu ternyata orang itu sudah tidak ada. aku jadi semakin was was aku takut orang itu mempunyai niat yang tidak baik terhadap kami. sepanjang perjalanan aku hanya diam saat Kiki mengajakku mengobrol. otakku kembali teringat dengan orang misterius yang ku lihat di parkiran tadi. tiba tiba mataku tertuju pada sebuah busway yang berhenti di sebelahku. memang tidak ada yang aneh dengan busway itu tetapi yang membuatku bergidik adalah salah satu penumpang yang ada di dalamnya. ia berdiri dengan wajah tertunduk dan masih mengenakan seragam sekolah. seragamnya tampak sangat lusuh dan di penuhi dengan noda darah yang mencolok. tubuhku langsung gemetar, saat ia mengadahkan kepalanya aku langsung memeluk Kiki sambil menutup mataku.
Bersambung ...
"aduuh.. sorry ya tadi gue di panggil sama Pak Derry" ujarku sambil sedikit terengah-engah.
"ngapain kamu di panggil Pak Derry?" tanya Kiki sambil mengerutkan dahinya.
"itu loh yank.. ulangan Biologi aku kena remed jadi aku di panggil deh" jawabku sambil memasukan buku pelajaran yang aku bawa ke dalam tas.
"tumben loe kena remed Fie? bukannya biasanya nilai loe bagus ya kalau pelajaran biologi." tanya Hendra.
"iya ga tau tuh.. mungkin gue kurang konsen kali ya ngerjainnya" jawabku.
tiba tiba mataku langsung tertuju pada seseorang. tingkahnya sangat aneh dan mencurigakan seperti sedang memata-matai sesuatu.
"eh liat deh.. tuh orang aneh bgt tingkahnya" ujarku setengah berbisik pada teman-temanku.
"mana?" tanya Hendra penasaran.
"itu loh orang yang ada di pohon seberang sekolah" ujarku sambil memberi isyarat lewat tatapan mata.
"iya ya aneh.." ujar Juwita.
orang misterius itu sepertinya sudah menyadari bahwa kita sudah mengetahui keberadaannya. orang itu langsung pergi namun Kiki tetap saja memperhatikan orang itu.
"orangnya udah pergi. udah yuk pulang" ujarku kepada teman-temanku.
"yaudah yuk" ujar Kiki sambil menaiki motornya.
***
"udah ketemu bukunya Nov?" tanya Nadya sambil bersusah payah membawa buku yang ada di tangannya.
"lom nih Nad, loe duluan aja entar gue nyusul" jawab Novi sambil memperhatikan rak demi rak.
"sini yank aku bantuin, biar aku aja yang bawa bukunya ke depan" ujar Bobby sambil mengambil tumpukan buku dari tangan Nadya.
Novi masih saja focus mencari buku yang tersusun rapi di dalam rak.
"udah Nad? Novi mana?" tanya lharaz sambil masuk ke dalam perpustakaan bersama Agoy dan kak Lee.
"udah, tuh si Novi masih di dalem nyari buku" jawab Nadya.
"Arrrgggghhhhh.....!!!!"
terdengar suara Novi berteriak dari dalam perpustakaan. kak Lee langsung berlari menghampiri Novi.
"kamu kenapa Nov?" tanya kak Lee sambil memeluk Novi.
"itu.. itu.." jawabnya gemetaran sambil menunjuk ke arah belakangnya.
"itu apa?" tanya kak Lee bingung.
"ada hantu.. aku takut" jawabnya sambil menangis.
"ada apaan sih?" tanya Agoy yang baru sampai di tempat Novi.
"loe gpp kan Nov?" tanya lharaz khawatir.
"udah udah.. kita keluar aja yuk. nanti kamu ngejelasinnya di luar aja" ujar Lee sambil menenangkan Novi.
***
"sumpah tadi aku ngeliat hantu" ujar Novi sambil memandangi teman temannya.
"loe yakin?" tanya Bobby.
"gue yakin Bob, tadi pas gue balik badan hantu itu ada di belakang gue sambil melototin gue" jawab Novi menceritakan kejadian yang baru dialaminya. "dan kalian tau hantu itu siapa?" sambungnya lagi sambil celingukan ke kanan dan ke kiri sambil gemetaran.
"siapa?" tanya Bobby, Agoy, Lharaz, Nadya dan Lee bersamaan.
"Di.. Dinda" ujarnya pelan.
"hah? loe yakin?" tanya Bobby.
"sumpah Bob yang gue liat itu emang bener-bener dia. kayanya dia dendam deh sama gue soalnya waktu itu gue pernah ngejailin dia" ujar Novi mulai meneteskan air matanya kembali.
Lee kembali memeluk Novi. "udah kamu tenang, disini kan ada aku" ujarnya sambil mengusap kepalanya.
"iihh.. gue takut." ujar Lharaz ketakutan.
"kamu jangan takut donk sayang kan ada aku yang jagain kamu" ujar Agoy.
saat mereka sudah mulai agak tenang. kembali terdengar suara yang membuat mereka merinding. suara teriakan seorang perempuan yang sangat miris. mereka semua langsung berlari keluar meninggalkan sekolah.
***
"ahh.. kenyang.." ujar Alwin.
"yaiyalah kenyang loe makannya kaya orang kesurupan gitu" gerutu Fero.
"gue sumpahin tuh perut langsung melilit" ujar Lee setengah kesal.
"eh yang lain pada kemana nih?" tanyaku yang baru menyadari bahwa teman-temanku yang lain tidak ada.
"iya ya.. mereka pada kemana?" tanya Fero sambil celingukan.
"lagi ke toilet palingan. kita tunggu di parkiran aja yuk" ajak kak Lee kepada kami sambil keluar restoran.
tak berapa lama Iras, Rahmadhani, Widie dan Budi menghampiri mereka di parkiran.
"sorry lama soalnya tadi di toilet antri" ujar Iras menghampiri teman-temannya.
"ngantri apa loe nyetor dulu di dalem?" tanya kak Lee Jahil.
yang lain hanya tertawa mendengar gurauan kak Lee.
dari arah berlawanan aku melihat kak Novi berjalan dengan sedikit terburu-buru aku pun langsung menghampirinya.
"eh kak Novi mau kemana kak kok buru buru bgt keliatannya?" tanyaku.
"eh Shofie.. iya nih kakak lagi buru buru soalnya kalo kemaleman suka ga ada taksi yang lewat" ujar kak Novi sambil tersenyum ke arah ku.
Aku langsung memanggil kak Lee dan menyuruhnya untuk mengantar kak Novi pulang. aku ingin mendekatkan mereka berdua lagi karna kak Lee dan kak Novi itu dulunya pacaran tapi karna ada suatu masalah mereka berdua jadi putus. padahal aku sangat setuju sekali dengan hubungan mereka dan aku sendiri tak tau sebab mereka putus itu karna apa.
"ehmm.. ga usah deh ngerepotin. kalian juga kan mau pulang" ujar kak Novi sungkan.
"ga kok, iya kan kak?" ujarku sambil bertanya ke kak Lee.
"iya gpp kok.. dari pada kamu kemaleman pulangnya. lagian rumah kita kan searah" ujar kak Lee membujuk kak Novi.
" yaudah deh" ucapnya singkat dengan malu malu.
"aku pulang sama Kiki aja ya kak. kakak anterin kak Novi aja" ujarku sambil menyenggol Kiki dengan siku ku.
"iya yuk kita pulang" ujar Kiki menarik tanganku.
Setelah mereka semua pulang aku dan Kiki langsung berjalan ke tempat Kiki memarkirkan Motornya. lagi lagi aku melihat orang yang mencurigakan itu sedang memandang ke arah kami tapi aku tak memberitahu Kiki karna aku takut nanti Kiki akan menghampiri orang misterius itu.
"ayo naik" ujar Kiki mengalihkan pandanganku.
"eh iya"
Aku langsung berjalan ke samping dan menaiki jok belakang motor Kiki. saat aku melihat ke arah orang misterius itu ternyata orang itu sudah tidak ada. aku jadi semakin was was aku takut orang itu mempunyai niat yang tidak baik terhadap kami. sepanjang perjalanan aku hanya diam saat Kiki mengajakku mengobrol. otakku kembali teringat dengan orang misterius yang ku lihat di parkiran tadi. tiba tiba mataku tertuju pada sebuah busway yang berhenti di sebelahku. memang tidak ada yang aneh dengan busway itu tetapi yang membuatku bergidik adalah salah satu penumpang yang ada di dalamnya. ia berdiri dengan wajah tertunduk dan masih mengenakan seragam sekolah. seragamnya tampak sangat lusuh dan di penuhi dengan noda darah yang mencolok. tubuhku langsung gemetar, saat ia mengadahkan kepalanya aku langsung memeluk Kiki sambil menutup mataku.
Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar